Rabu, 21 Desember 2011

Ke-Tauhid-an

PENGERTIAN  SYAHADAT  TAUHID

yang berbunyi : LA ILAHA ILLALLOH

Syahadat dalam arti bahasa adalah Saksi/penyaksian terhadap ke-ESA-an ALLOH. Sebelum kita melangkah lebih jauh sebaiknya kita pahami apa arti saksi : Yang dinamakan saksi dia orang yang benar-benar mengetahui !!!.
Baik dalam bentuk, maupun sifat yang ia lihat atau ketahui. Dapatlah kita ambil pengertian, sudah tentu tidaklah cukup dengan hanya kata pengucapan lisan saja, sebab yang dinamakan iman adalah penyaksian, I’tiqot dan percaya pada hati yang mantap


Kita renungkan ayat dibawah ini :

“INNANI ANA LLAH  LA ILAHA ILLA ANA FA’BUDNII WA’AQIMISSHOLATA LIDZIKRII”

Artinya:
“Sesungguhnya aku Allah, tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali aku. Maka sembahlah aku dan dirikan shalat untuk mengingatku”.                                                   (Q.S Thoha 14).

Sudah jelas di dalam ayat diatas bahwa kata-kata “maka sembahlah aku” menunjukkan bahwa kita sebagai saksi harus mengetahui benar apa yang kita sembah. Baik Dzatnya ataupun sifatnya.
Dan kata-kata “dirikan shalat” menunjukkan tidak hanya berupa ucapan dilisan saja bahkan menuntut beberapa hak, beberapa ketentuan juga beberapa kewajiban.
Karena itu kita sebagai seorang mukmin harus membentengi dengan KALIMAT TAUHID dan senantiasa dilakukan dengan penuh pengertian dan renungan yang mendalam pada diri kita.
Alloh ta’ala berfirman dalam hadist qudsi :
“AN LAA ILAHA ILLALLOH FAHUWA HIZBII WAMAN DAKHOLAL HIZBI AMINAN ABADAN”
Artinya :
Sesungguhnya kalimat Laa Ilaha Illalloh adalah benteng-KU barangsiapa yang masuk kedalam bentengku maka dia akan aman selamanya”

“ Laa Ilaha Illalloh adalah benteng-KU.”

Benteng adalah sebuah tempat perlindungan, dari serangan-serangan musuh. Semakin besar benteng yang kita bangun maka jelas kita akan lebih aman berada di dalamnya dan sebaliknya apabila benteng itu lemah maka tidak hayal lagi siapa yang ada didalamnya  dia akan hancur. 
Maka dari itu seberapa dalamkah kita bisa masuk kedalam bentengnya Alloh.
 Karena kita hidup di dalam dunia ini, tak lepas dari intaian musuh-musuh kita, yang setiap saat dan setiap waktu selalu siap memporak-porandakan benteng keimanan kita.
Keyakinan artinya serta mengamalkan, arti, maksud dan tujuannya dari segi ibadah dan istiqomah. Serta bersandar penuh dan berharap kepada Allah.
   Demikian semoga Allah SWT mengokohkan di dalam jiwa kita kepercayaan,Tauhid dan iman yang benar dan sungguh-sungguh Ikhlas. Amin....!
Ma’rifat (mengenalAllah) itu adalah puncak keuntungan seorang hamba, maka apabila Tuhan telah membukakan suatu jalan untuk mengenal kepadaNya, maka tidak usah kau hiraukan berapa banyak amal perbuatanmu, meskipun masih sangat sedikit.
Sebab ma’rifat itu suatu karunia pemberian langsung dari Allah, maka ia sekali-kali tidak tergantung pada suatu apapun.
Perlu anda ketahui dan yaqini bahwa ma’rifat itu sebenarnya adalah anugrah Alloh kepada hambanya sekali-kali bukanlah usaha ikhtiar si hamba.
Dalam kema’rifatan ini bertingkat-tingkat ada yang ma’rifat dengan Asma Allah, Sifat Allah, Dzat Allah dan Ma’rifat Billah.
 Oleh karena itu ilmu yang paling mulia dan puncaknya adalah lautan yang tak terjangkau dasarnya. Derajat manusia yang terjauh didalamnya adalah tingkat para nabi dan wali.
Untuk mencapai tingkatan ini marilah kita mengalihkan kepada ilmu yang tetrpenting, yaitu ilmu akhirat, yang didalamnya ada bagian Muamalat dan Mukasyafah. Sedangkan mukasyafah adalah Ma’rifatullah (mengenal Allah). Itu adalah cahaya nur Ilahhi yang dimasukkan oleh Allah ta’ala didalam hati yang bersih dengan ibadah dan mujahadah (muamalat).
Barangsiapa yang  menyandar atau menggantungkan nasib pada sesuatu selain Alloh berarti tertipu oleh suatu  bayangan atau khayalan.
Siapa yang tidak suka menghadap atau mendekat kepada Alloh dengan halusnya pemberiaan kurnia Alloh, maka Alloh akan menyeret dengan rantai ujian atau bala’ supaya ingat dan kembali kepada Alloh. Pengharapan yang sesungguhnya ialah yang disertai dengan amal perbuatan, kalau tidak demikian maka itu hanya angan-angan atau lamunan belaka.
Sebaik-baik dalam hidupmu ialah saat ingat kepada Alloh dan putus hubungan dengan segala sesuatu yang lainya.
Pada saat merasakan benar-benar kebutuhannmu kepada Alloh sedang segala sesuatu tidak dapat menolong,meringankan kebutuhanmu, dan tak ada pandangan lagi kecuali Alloh maka pada saat itulah murninya pengertian Tauhidmu kepada Alloh
Seorang Wali/’Arif yaitu yang tetap merasa berhajat kepada Alloh, sebab tak ada yang memuaskan selain Alloh, Juga benar-benar sadar akan kekuasaan Alloh.
Seorang yang lalai dalam Tauhidnya jika pagi hari ia bingung apa yang harus dikerjakannya. Sedang seorang yang sempurna akal Tauhidnya apa yang akan ditakdirkan oleh Alloh baginya hari itu.
Abu Tholib al-Makki berkata : Manusia tidak suka miskin, hina dan penyakit padahal semua itu mungkin baik baginya untuk bekal diakhirat. Sebaliknya dia suka dengan kesenangan dunia padahal semua itu bahaya di sisi Alloh dan jelek akibatnya.
Janganlah terasa olehmu suatu perbuatan dosa dapat menghalangi engkau dari Husnudhon (berbaik sangka) kepada Alloh. Sebab merasa putus harapan atas Rahmat Alloh itu adalah suatu Dosa besar.
Demikian sekelumit posting dari saya, mohon Maaf apabila ada kesalahan karena ini postingku yang pertama n masih tahap belajar..... mohon infonya n bimbinganya...!!!